Ornamen teratai di candi-candi Hindu dan Buddha di Jawa digambarkan tumbuh dari bonggol, jambangan, atau dari berbagai jenis binatang air. Konsep penciptaan ornamen tersebut berdasarkan ajaran Hindu, bahwa benih penciptaan alam semesta berasal dari air. Keyakinan itu divisualisasikan dalam bentuk ornamen teratai yang tumbuh dari objek-objek yang berasosiasi dengan air. Ornamen teratai juga diperagakan di masjid dan makam wali, namun teratai digambarkan tumbuh dari objek-objek yang tidak berasosiasi dengan air. Tujuan penelitian ini adalah menemukan konsep penciptaan ornamen teratai pada masa Islam Peralihan menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon, “A Theory of Adaptation”. Berdasarkan kitab[1]kitab sastra pesisiran terdapat ajaran dalam ujaran tunjung tanpa telaga (tunjung atau teratai yang dapat hidup tanpa telaga) yang melambangkan Ruh Idhafisejati, yaitu Dzat Allah Ada-Nya. Penggambaran teratai yang tidak tumbuh dari objek-objek yang berasosiasi dengan air merupakan visualisasi dari gagasan tunjung tanpa telaga, yaitu teratai yang tidak lagi tergantung hidupnya pada air lumpur telaga.
Leave a Reply